KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat, taufiq dan hidayahNya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.Kedua kalinya salawat
serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW yang telah
mengarahkan kita kepada agama yang diridhai Allah SWT yakni agama Islam.
Namun
kami yakin tanpa adanya bimbingan, dorongan, motivasi dan do’a, makalah ini
tidak akan terwujud.Selain itu ucapan terima kasih kami kepada yang terhormat,
dosen pembimbing kami.
Akhir
kata penulis menyadari maklah ini masih banyak kesalahan, baik dalam penulisan
maupun informasi yang terkandung didalam makalah ini, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik maupun saran yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan
dimasa yang akan datang. Dan semoga makalah ini bisa membawa manfaat bagi kita
khususnya bagi kami. Amin.
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah
tak ubahnya kacamata masa lalu yang menjadi pijakan dan langkah setiap insan di
masa mendatang. Hal ini berlaku pula bagi kita para mahasiswa IAIN Ar-raniry
Banda Aceh untuk tidak hanya sekedar paham sains tapi juga paham akan sejarah
peradaban dunia di masa lalu untuk menganalisa dan mengambil ibrah dari setiap
peristiwa yang pernah terjadi.
Seperti
yang kita ketahui setelah adanya peradaban-peradaban dimasa lalu yang membuat
kita terpukau melihatnya sekarang, dan dalam makalah ini akan menyajikan
sedikit tentang peradaban lembah sungai shidu (indus). Yang konon dikatakan
sudah sangat maju.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peradaban lembah sungai
Shindu (Indus) ?
2. Bagaimana sistem yang dijalankan
pada peradaban tersebut ?
3. Bagaimana pengaruh peradaban
lembah sungai Shindu (indus) pada masyarakat Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Makalah
ini disusun dalam rangka merefleksi kembali sejarah yang telah lalu, sebagai
cermin pertimbangan untuk masa mendatang. Sekaligus juga untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Sejarah Dunia.
BAB II
PEMBAHASAN
Peradaban
Lembah Sungai Shindu (indus) daerah Jazirah India terletak di Asia Selatan. India juga
disebut Anak Benua Asia karena letaknya seolah-olah terpisah dari daratan Asia.
Di utara India terdapat Pegunungan Himalaya yang menjulang tinggi. Pegunungan
Himalaya menjadi pemisah antara India dan daerah lain di Asia. Di bagian Barat
pegunungan Himalaya terdapat celah yang disebut Celah Khaibar.
Sejak
4.500 tahun yang lalu masyarakat yang hidup di lembah Sungai Indus telah
memiliki organisasi kemasyarakatan yang sangat tinggi. Cikal bakal peradaban
India ini dikenal dengan sebutan peradaban lembah Sungai Indus. Secara
geografis, kawasan ini meliputi negara Pakistan dan India bagian barat,
rangkaian pegunungan Himalaya dan pegunungan Hindu Kush yang melindungi
penduduk lembah Sungai Indus dari serangan bangsa asing.
Satu-satunya
jalan bagi para pendatang untuk memasuki kawasan lembah Sungai Indus adalah
melalui celah Khyber. Adapun bagi masyarakat lembah Sungai Indus untuk
berhubungan dengan negara-negara asia barat daya dan Cina adalah melalui jalan
laut, karena kawasan ini berhadapan langsung dengan Laut Arab dan Samudra
Hindia.
Penelitian
tentang peradaban India kuno dilakukan oleh para arkeolog dari Inggris. Pada
tahun 1921, arkeolog Inggris bernama Sir John Marshall menemukan reruntuhan dua
kota kuno yang sangat indah dan rapi. Dua kota ini dikenal dengan nama Mohenjo
Daro dan Harappa. Dari reruntuhan dua kota ini, para ahli sejarah dapat
menggambarkan berbagai segi kehidupan masyarakat lembah sungai Indus.
A. Peradaban Lembah Sungai Shindu (Indus)
Penemuan peradaban di sungai India kuno, berawal pada abad ke-19 (tahun 1870),
dan mulai dieksplorasi oleh bangsa Inggris. Hingga sekarang, penggalian
kebudayaan sungai India kuno tidak pernah berhenti, bahkan menemukan lagi
sebuah aliran sungai kuno lainnya, pada dua sisi aliran sungai kuno ini tidak
sedikit ditemukan juga peninggalan kuno lainnya.
Di abad 20, awal tahun 1980-an, Amerika dan Pakistan membentuk Lembaga Arkeologi Amerika-Pakistan, dan dengan demikian pekerjaan arkeologi semakin maju.
Di abad 20, awal tahun 1980-an, Amerika dan Pakistan membentuk Lembaga Arkeologi Amerika-Pakistan, dan dengan demikian pekerjaan arkeologi semakin maju.
Munculnya peradaban Harappa lebih awal dibanding kitab Veda, saat itu bangsa
Arya belum sampai India. Waktunya adalah 2500 sebelum masehi, bangsa Troya
mendirikan kota Harappa dan Mohenjondaro serta kota megah lainnya didaerah
aliran sungai India. Tahun 1500 sebelum masehi, suku Arya baru menjejakkan kaki
di bumi India Kuno.
Asal mula peradaban India, berasal dari kebudayaan sungai India, mewakili dua
kota peninggalan kuno yang paling penting dan paling awal dalam peradaban
sungai India, yang sekarang letaknya di kota Mohenjodaro, propinsi Sindu
Pakistan dan kota Harappa dipropinsi Punjabi.
Menurut penentuan karbon 14, keberadaan kedua kota ini seharusnya adalah antara tahun 2000 hingga 3000 sebelum masehi, lagi pula kota Harappa mengekskavasi perkakas batu 10 ribu tahun lampau. Luasnya kurang lebih 25 km persegi.
Menurut penentuan karbon 14, keberadaan kedua kota ini seharusnya adalah antara tahun 2000 hingga 3000 sebelum masehi, lagi pula kota Harappa mengekskavasi perkakas batu 10 ribu tahun lampau. Luasnya kurang lebih 25 km persegi.
Awal abad ke-20, arkeolog Inggris Marshell mengekskavasi kota kuno Mohenjondaro
dan Hara. Hasilnya tingkat kesibukan dan keramaian kedua kota tersebut membuat
Marshell terkejut. Ini adalah bekas ibukota dua negara merdeka pada jaman peradaban
sungai India antara tahun 2350-1750 sebelum masehi, penelitian lebih lanjut
menghasilkan perhitungan, dua kota masing-masing terdapat sekitar 30 hingga 40
ribu penduduk, lebih banyak dibanding penduduk kota London yang paling besar
pada abad pertengahan.
Kota dibagi 2 bagian yaitu kota pemerintahan dan kota administratif. Kota
administratif adalah daerah pemukiman, tempat tinggal yang padat dan jalan raya
yang silang menyilang, kedua sisi jalan banyak sekali toko serta pembuatan
barang-barang tembikar.Kota pemerintahan adalah wilayah istana kerajaan.
Fondasi bangunan yang luas membuat jarak terhadap penduduk, pagar tembok yang
tinggi besar disekeliling dan menara gedung mencerminkan kewibawaan Raja.
Sistim saluran air bawah tanah yang sempurna dengan menggunakan bata membuat
kehidupan kota manusia sudah berubah menjadi nyata.
Puing-puing
menunjukkan Harappa merupakan sebuah kota yang mempunyai rancangan bangunan
disekeliling ruang lingkup tertentu, kurang lebih menggunakan bahan yang sama,
segalanya sangat teratur, bahwa pada tahun 3000 sebelum masehi, orang-orang
membangun kota dengan skala yang sedemikian, memperlihatkan tingginya peradaban
mereka.
Kedua
kota ini hilang pada tahun 1750 sebelum masehi, kira-kira dalam waktu 1000
tahun kebelakang, didaerah aliran sungai India tidak pernah ada lagi kota yang
demikian megahnya, namun pada 500 tahun lampau, ketika bangsa Arya datang
menginvasi, kebudayaan Harappa sudah merosot.
Sejarah
peradaban India kuno lalu menampakkan suatu kondisi patah, hingga muncul
kerajaan baru pada abad ke-6 sebelum masehi, peradaban kota baru jaya kembali
di aliran sungai India. Perkembangan peradaban tinggi India kuno terhadap
bangkit dan musnahnya budaya Harappa, telah menambah sebuah misteri pada peradaban
India.
B. Sistem yang dijalankan masa
peradaban lembah sungai shindu
1.
Sistem Pemerintahan
Berdasarkan penelitian, di kota Mohenjo Daro dan
Harappa ditemukan benteng yang mengelilingi kedua kota tersebut. Kota Harappa
dikelilingi benteng sepanjang 450 meter dan di sekitar benteng tersebut
dibangun barak-barak untuk tempat tinggal para pasukan. Di dekat barak-barak
tersebut dibangun lumbung-lumbung tempat menyimpan hasil pertanian dengan
ukuran panjang 15 meter dan lebar 6 meter. Dari peninggalan-peninggalan
tersebut para ahli menduga bahwa peradaban lembah Sungai Indus telah
menjalankan sistem pemerintahan yang bersifat theokrasi. Tiap kota dipimpin
oleh pendeta yang berkuasa secara mutlak. Jadi, kedua kota tersebut
diperkirakan telah memiliki pemerintahan pusat.
2.
Sistem perekonomian
Sistem perekonomian masyarakat lembah Sungai Indus sangat bergantung pada
pengolahan lahan pertanian di sekitar sungai. Di kawasan ini, petani menanam
padi, gandum, sayuran, buah-buahan, dan kapas. Selain itu mereka juga beternak
sapi, kerbau, domba, dan babi. Selain pertanian dan peternakan, perdagangan
juga merupakan aspek perekonomian penting bagi masyarakat lembah Sungai Indus.
Kelebihan hasil pertanian membuat mereka dapat melakukan perdagangan dengan
bangsa lain terutama dengan penduduk Mesopotamia. Barang dagangan yang
diperjual-belikan masyarakat lembah Sungai Indus adalah barang-barang dari
perunggu dan tembaga, bejana dari perak dan emas, serta perhiasan dari kulit
dan gading.
3. Sistem
Teknologi
Masyarakat Lembah Sungai Indus sudah memiliki ilmu pengetahuan dan
teknologi, Kemampuan mereka dapat diketahui melalui
peninggalan-peninggalan budaya yang ditemukan, seperti bangunan Kota
Mohenjodaro dan Harappa, berbagai macam patung, perhiasan emas, perak, dan
berbagai macam meterai denganlukisannya yang bermutu tinggi dan alat-alat peperangan
seperti tombak, pedang, dan anak panah.
4.
Sistem kepercayaan
Sama halnya dengan
sistem kepercayaan bangsa Mesir dan Mesopotamia, tumbuh dan berkembangnya
sistem kepercayaan masyarakat lembah Sungai Indus selalu berkaitan dengan
lingkungan geografis tempat tinggalnya. Kebudayaan agraris yang dikembangkan
masyarakat lembah Sungai Indus telah melandasi kepercayaan yang mereka anut.
Untuk itu, masyarakat lembah Sungai Indus sangat mengagungkan dan memuja akan
kesuburan. Hal ini terbukti dengan ditemukannya sejenis patung "Dewi
Ibu" yang terbuat dari tanah liat. Patung dewi Ibu dipercayai sebagai
perwujudan dari dewi kesuburan.
Masyarakat lembah Sungai Indus juga menyembah manusia berwajah tiga dan
binatang yang banyak ditemukan dalam cap stempel. Diduga cap stempel manusia
berkepala tiga ini adalah dewa utama mereka yang pada perkembangan selanjutnya
menjadi Dewa Syiwa dalam agama Hindu.
C. Pengaruh Peradaban lembah Sungai
Shindu pada Masyarakat Indonesia
Beberapa pengaruh peradaban Lembah
Sungai Indus terhadap kebudayaan dan seluruh aspek kehidupan bangsa Indonesia
antara lain sebagai berikut :
- Pembakaran dupa dan kemenyan ketika akan
melakukan upacara.
- Keyakinan tentang zimat atau benda yang mempunyai
kesaktian tertentu.
- Keyakinan pada batara kala, upacara ruatan.
- Pengagungan pada cerita Ramayana dan Mahabharata
dalam cerita wayang.
- Upacara wedalan (hari lahir), sekaten,
penanggalan Hindu, hari pasaran, perhitungan wuku, dan upacara-upacara
setelah kematian seseorang.
- Banyaknya kata-kata dalam bahasa Indonesia yang
berasal dari bahasa Sanskerta dan Pali.
- Olahraga pernapasan, yaitu yoga.
- Islam yang berkembang di Indonesia berasal dan
dipengaruhi budaya India. Hal itu dibuktikan dengan melihat hal-hal
berikut:
Batu kubur atau nisan Sultan Malik As Saleh terbuat dari batu marmer yang
memiliki corak yang sama dengan yang ada di India pada abad ke-13, relief yang
terdapat dalam makam Sultan Malik As Saleh memiliki corak yang sama dengan yang
ada di kuil Cambay India, serta adanya unsur-unsur Islam yang menunjukkan
persamaan dengan India, salah satunya cerita atau hikayat tentang nabi dan
pengikutnya sangat jauh dari cerita-cerita Arab, tetapi malah lebih mirip
dengan cerita dari India.
D. Akhir Peradaban Lembah Sungai Shindu
Beberapa teori menyatakan bahwa
jatuhnya peradaban Mohenjodaro- Harappa disebabkan karena adanya
kekeringan yang diakibatkan oleh musim kering yang amat hebat serta lama. Atau
mungkin juga disebabkan karena bencana alam berupa gempa bumi ataupun gunung
meletus, mengingat letaknya yang berada di bawah kaki gunung.
Wabah penyakit juga bisa dijadikan
salah satu alasan punahnya peradaban Mohenjodaro-Harappa. Tetapi, satu hal yang
amat memungkinkan menjadi penyebab runtuhnya peradaban Mohenjodaro-Harappa
ialah adanya serangan dari luar.
Diduga, serangan ini berasal dari
bangsa Arya. Mereka menyerbu, lalu memusnahkan
seluruh kebudayaan bangsa yang berbicara bahasa Dravida ini. Hal ini
sesuai dengan yang disebutkan pada kitab Weda. Di dalam kitab itu, disebutkan
bahwa bangsa yang dikalahkan itu ialah Dasyu atau yang tidak berhidung.
Dugaan tersebut didasarkan atas
anggapan bahwa orang-orang yang mereka taklukkan adalah orang-orang yang tidak
suka berperang. Hal ini bisa dilihat dari teknologi persenjataan yang kurang
baik, misalnya dari kualitas ujung tombak maupun pedang mereka.
Bukti-bukti yang lain adalah adanya
kumpulan tulang belulang manusia yang terdiri atas anak-anak dan wanita yang
berserakan di sebuah ruangan besar dan di tangga-tangga yang menuju tempat
pemandian umum ataupun jalanan umum. Bentuk dan sikap fisik yang menggeliat,
mengindikasikan adanya serangan, apalagi jika melihat adanya bagian tulang
leher yang terbawa ke bagian kepala, ketika kepala itu terlepas dari tubuh.
Sejak 1500 SM, peradaban
Mohenjodaro-Harappa runtuh, tidak lama setelah bangsa Arya itu memasuki wilayah
India lewat Iran. Sejak saat itu, dimulailah masa baru dalam perkembangan
kebudayaan India di bagian utara.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian diatas, bisa kita simpulkan bahwa pada zaman peradaban lembah
sungai Shindu sudah banyak hal yang sekarang ini dilakukan mulai dari tahap
pemerintahan, teknologi hingga masalah kepercayaan sudah sangat tinggi. Dalam
kontek ini banyak sekali yang dapat kita ambil hikmahnya.